Kesimpulan dan Rekomendasi

Ringkasan akhir berdasarkan analisis data korban kekerasan anak tahun 2023–2024 di Jawa Tengah.

  1. Berdasarkan data tahun 2023 sebesar 1.224 kasus dan tahun 2024 sebesar 1.304 kasus, terjadi peningkatan total 80 kasus atau sekitar 6,5%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan, kecenderungan kekerasan terhadap anak di Jawa Tengah masih mengalami kenaikan.
  2. Peningkatan terbesar terjadi di Kabupaten Magelang (+62 kasus), Banjarnegara (+32), Sukoharjo (+32), Kebumen (+29), dan Kota Semarang (+25) sehingga wilayah tersebut perlu mendapatkan perhatian khusus dalam mitigasi dan pencegahan.
  3. Penurunan kasus signifikan terjadi di Cilacap (–82 kasus), Kota Surakarta (–61), Batang (–51), Kendal (–25), dan Pekalongan (–32) yang menunjukkan adanya kemungkinan keberhasilan intervensi atau perbedaan tingkat pelaporan pada daerah tersebut.
  4. Analisis spasial menunjukkan bahwa perubahan tidak terjadi merata. Beberapa wilayah mengalami kenaikan ekstrem, sementara wilayah lain justru mengalami penurunan tajam, sehingga diperlukan pendekatan kebijakan yang berbeda antara wilayah urban, semi-urban, dan rural.
  5. Visualisasi peta tematik membantu memetakan titik-titik wilayah yang mengalami perubahan signifikan, sehingga dapat menjadi dasar penting untuk perencanaan kebijakan perlindungan anak yang lebih terarah dan berbasis data.

Insight Analisis

Pola Persebaran Kasus Berdasarkan Data
  • Wilayah dengan kenaikan terbesar seperti Magelang, Banjarnegara, Kebumen, dan Sukoharjo memiliki tren peningkatan yang tajam dibanding wilayah lain.
  • Penurunan ekstrem pada Cilacap dan Kota Surakarta menunjukkan adanya perubahan perilaku pelaporan atau keberhasilan program perlindungan anak.
  • Kota Semarang tetap menjadi wilayah dengan jumlah kasus tinggi (140 kasus pada 2024) dan memerlukan dukungan layanan yang lebih kuat.
Faktor Kemungkinan Penyebab Perubahan
  • Peningkatan kemampuan pelaporan serta kesadaran masyarakat pada beberapa kabupaten.
  • Perbedaan jumlah penduduk dan kepadatan wilayah turut memengaruhi jumlah laporan kasus.
  • Faktor sosial-ekonomi, pengawasan keluarga, dan kondisi lingkungan yang heterogen antar kabupaten.
Rekomendasi Kebijakan
  • Pemerintah perlu memberi prioritas pada wilayah dengan kenaikan tinggi seperti Magelang, Banjarnegara, Sukoharjo, Kebumen, dan Kota Semarang.
  • Meningkatkan kualitas dan ketersediaan layanan pelaporan, termasuk pendampingan psikologis anak.
  • Mengembangkan dashboard digital pemantauan kasus di seluruh Kabupaten/Kota Jawa Tengah.
  • Kolaborasi lintas sektor untuk edukasi dan pemantauan keluarga berisiko tinggi.